Ramuan Khusus

Financial-CrisisSaya sebenarnya tipikal orang yang kurang sreg untuk bicara berita atau kondisi negatif, terutama dalam dunia bisnis, karena memang kisah positif lebih membuat saya bersemangat.

Tetapi apa boleh buat, karena kenyataan di lapangan yang dialami oleh para pengusaha dalam lingkaran yang saya jumpai sehari-hari sebagian besar telah berada dalam situasi cukup menantang dan benar-benar berjuang. Maka keadaan ini harus saya utarakan dalam tulisan singkat ini.

Bahwa kondisi ekonomi Indonesia khususnya, regional maupun global pada umumnya tengah mengalami tantangan yang luar biasa. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor yang ditandai dengan jatuhnya harga beragam produk komoditas, dan naiknya nilai dollar Amerika telah berimbas semakin nyata terhadap, lemahnya daya beli masyarakat.

Penghapusan subsidi BBM dan kecilnya penyerapan anggaran pemerintah untuk beragam proyek padat karya, semakin membuat keringnya likuiditas di masyarakat dan perputaran ekonomi.

Bersyukur dan selamat untuk Anda yang bisnisnya masih stabil adem ayem atau bahkan meningkat dari tahun sebelumnya dengan cash flow yang aman. Tetapi ada baiknya kita semua tetap waspada.

Perusahaan pertambangan konon sudah mem-PHK sekitar separuh dari tenaga kerjanya, penjualan produk ritel, elektronik dan otomotif rata-rata turun antara 20-50%. Akhirnya industri manufaktur harus melakukan efisiensi dengan mengurangi jam kerja karyawan, merumahkan bahkan mem-PHK sebagian karyawannya. Di sektor perdagangan dan jasa juga rata-rata mengalami penurunan omset dan profit yang cukup signifikan juga. Kondisi ini bisa membuat banyak orang menjadi tidak berpendapatan dan memperlemah daya beli.

Pengusaha kecil dan besar mengalami kesulitan cash flow, karena kebanyakan pengusaha yang begitu optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasar tren beberapa tahun terakhir telah menggunakan sebagian besar kasnya untuk investasi atau pengeluaran lain. Tak jarang pula investasi dengan dibantu dana perbankan, tentu dengan beban cicilan pokok dan bunga. Ketika penjualan turun cukup besar, arus kas masuk sedikit, padahal beban biaya membesar, sementara kas cadangan boleh dibilang sudah tidak ada. Menarik piutangpun mengalami kendala, karena para pelanggan juga berada pada kondisi cash flow yang tidak mudah.

Ada tiga hal utama yang bisa menjadi ramuan khusus untuk kita lakukan dan semoga cukup mujarab:

  1. Kerja Lebih Keras dan Cerdas

Meningkatkan arus kas masuk dengan cerdas memutar otak supaya menemukan cara-cara pemasaran baru dan bekerja sedikit lebih keras, tentu masih menjadi solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk menggenjot pemasukan.

  1. Bertahan Lebih Lama

Dari saudara saya yang bekerja di salah satu grup konglomerasi terbesar di Indonesia, CEO yang sekaligus foundernya nya sudah memerintahkan ke semua pasukan di grup usahanya untuk bisa bertahan setidaknya sampai melewati tahun 2015. Cara bertahan ya dengan efisiensi untuk menekan pengeluaran. Mengatur cash yang ada supaya bisa digunakan untuk kehidupan bisnis selama mungkin.

Menarik piutang-piutang supaya lebih cepat menjadi cash. Menemukan cara-cara baru untuk menekan biaya dan menaikkan keuntungan dalam penjualan yang terbilang sedikit adalah strategi yang harus dilakukan.

  1. Menangkap Peluang

Dalam setiap krisis ada peluang, kata orang bijak. Bahkan perusahaan-perusahaan besar dunia banyak berdiri di saat krisis. Peluang bagi mereka yang mampu menyediakan produk dan layanan untuk membantu mengatasi masalah-masalah di saat krisi ekonomi. Dengan memberikan solusi yang lebih cepat, lebih ekonomis, dengan kualitas produk dan layanan yang tetap memuaskan.

Nah jangan lupa, segala ikhtiar tentu harus diperkuat dengan doa.

Salam bertumbuh dan terus semangat.

 

Mustofa Romdloni
www.mrcorp.co.id

kolom/presiden/juni2015

Share

Add Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *