Ibrahim M Bafagih

PASAR: Antara Endemi & Kantong

PASAR: Antara Endemi & Kantong – Disaat Halal bihalal TDA bulan Juni kemarin, saya sempat berdiskusi dengan Pak Ahmad Sadat. Beliau menuturkan, bahwa ketika sudah mulai fase endemi, maka diperkirakan grafik daya beli konsumen akan fluktuatif. Kadang ekstrim tinggi kadang ekstrim rendah, dan akan kembali ke kondisi pra pandemi setelah melalui 4 s.d. 6 tahun dari sejak fase endemi dimulai..

Beliau memiliki dasar bahwa kondisi ini ada kemiripan seperti krisis tahun 1998, yang kembali normal saat tahun 2004. Setelah halal bi halal selesai, saya lanjut ke destinasi berikutnya, namun pikiran tetap belum bisa move on ?, dipenuhi dengan pertanyaan dan keraguan apa yg disampaikan beliau, ‘ahh masa sih..’

Bulan September ini saya kebetulan ketemu dengan Mas Teguh Atmajaya disebuah acara. Seperti biasa disela-sela waktu, kita sambil ngobrol, Mas Teguh menyampaikan bahwa tiga bulan ini benar2 anomali (kadang ekstrim tinggi kadang ekstrim rendah kadang flat), beliau melihat di beberapa bisnis kawan-kawan offline alami. Saya pun juga menimpali, bahwa ini terjadi juga di online.

Mengingat kembali tiga bulan lampau

Akhirnya saya mengingat kembali apa yang disampaikan oleh Pak Sadat tiga bulan lampau, bahwa fluktuasi memang benar terjadi. Lalu kenapa terjadi fluktuasi? Dan apa yang perlu dilakukan? Teringat juga apa yang disampaikan Pak Mohamad Rosihan tujuh tahun silam. Disaat industri pendidikan sedang bertumbuh cukup massif dengan tarif yang premium.

Disaat itu dunia industri fashion secara tidak langsung terkena dampaknya, beliau menyampaikan bahwa setiap kantong orang (pasar) ada quota-nya. Ketika mereka mengeluarkan lebih banyak disatu bagian, maka dibagian lainnya dikurangi. Ketika Pasar mengeluarkan lebih banyak di pendidikan anak2nya, maka di kebutuhan sekunder, contoh seperti Fashion, dikurangi. Lalu korelasinya dengan kondisi menuju endemi saat ini apa? Bahwa dunia kerja, dunia usaha belum bangkit sepenuhnya, maka Kantong2 Mereka pun menyusut, atau tidak membesar bahkan ada yang akhirnya tidak memiliki kantong lagi.

Namun disatu sisi, aktivitas masyarat sudah normal, maka tentu saja ada kepastian didunia kerja dan usaha, walaupun saat ini kondisi kantong belum normal. Sehingga aktivitas belanja Pasar mulai Mereka lakukan. Bedanya, saat ini Kantong belum normal, maka dari itu daftar kebutuhan belanjanya semakin dibagi: ada BBM, ada Pendidikan, ada kebutuhan primer, dst mana dulu yang lebih penting lebih diutamakan.

Apa yang perlu dilakukan?

Maka hal ini menyebab daya beli fluktuasi, Apa yang perlu dilakukan? Yakinlah bahwa ekonomi berangsur baik, namun perjalanan tidak singkat, maka dari itu lebih prioritas menjaga keberlangsungan bisnis lebih hati-hati dengan menjaga kesehatan cashflow usaha. Rutin lakukan pemantauan harian aktivitas usaha, apabila tidak sesuai rencana, tinggal manuver aja.. jadilah fleksibel ibarat seperti lari marathon, kalau ngegas diawal maka dipastikan kehabisan energi ditengah jalan.., ada seninya mengatur langkah dari sejak awal start dan menuju finish.

*) Sebuah Opini penulis.

BACA JUGA: Menuju 1000 KMB, dari 600 ke 1000 KMB

#TDADigdaya

Ibrahim M. Bafagih

Presiden Komunitas Wirausaha TDA 7.0

PASAR: Antara Endemi & Kantong
Ibrahim M Bafagih

Share

Add Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *