Semua Pilihan Ada Risikonya #PWChangedMyLife

Ully

Muhammad Ammarullah Kunang
Ketua TDA Ternate

Awal dari semua kesuksesan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi dimulai dari menerima tanggung jawab. Hal ini tentu saja dibantah oleh mereka yang kita sebut sebagai orang-orang yang bertipe victim/korban. Orang-orang tipe ini adalah orang-orang yang selalu menyalahkan masalah mereka akibat kesalahan orang lain, orang tua, politik dan lain sebagainya. Orang-orang yang tidak sukses ini pun memiliki kecenderungan untuk memperoleh berbagai alasan dari setiap kesulitan yang dihadapi sebagai sesuatu yang berasal dari luar dirinya. Mereka menolak menerima tanggung jawab. Tapi kenyataanya adalah kita bertanggung jawab penuh atas keberadaan diri kita, siapa kita dan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita.

Orang tua mungkin bertanggung jawab membesarkan kita sampai usia tertentu, tetapi setelah kita mulai dewasa, kita sudah dapat mengambil keputusan sendiri dan dapat mengambil alih tanggung jawab. Sepanjang sejarah, salah satu ciri khas dari setiap pemimpin dan orang-orang sukses adalah mereka menerima banyak sekali tanggung jawab tingkat tinggi untuk diri mereka sendiri, orang-orang di sekitar mereka dan segala sesuatu yang terjadi pada diri mereka, contohnya : seorang Presiden yang bertanggung jawab atas seluruh rakyat yang dipimpinnya.

Orang-orang yang lemah adalah orang-orang yang menderita karena kegagalan dan frustasi, mereka selalu menyalahkan, mengeluhkan dan mengkritik orang lain. Mereka menyalahkan orang lain karena masalah yang terjadi pada mereka sendiri. Ciri khas seorang yang sukses yaitu orang-orang yang menerima tanggung jawab sepenuhnya atas diri mereka sendiri dan segala sesuatu yang terjadi pada mereka baik atau buruk. Mereka pasti pernah mengalami kegagalan dalam kehidupan pribadi dan pekerjaanya tetapi mereka tidak pernah menyalahkan orang lain. Mereka menerima tanggung jawabnya, mencari tahu apa yang terjadi, kemudian berusaha mencari apa yang bisa diperbaiki, melakukan tindakan perbaikan untuk mencapai goalnya.

Ciri orang yang matang adalah tingkat kemampuan merespons secara positif, konstruktif dan efektif terhadap kesulitan yang tidak terhindarkan. Untuk menjadi seseorang yang berhasil dan membuat diri kita melaju dengan kecepatan penuh mencapai kesuksesan, kita harus mengambil alih tanggung jawab atas pilihan- pilihan dan keputusan-keputusan kita sendiri dan juga bertanggung jawab atas hasil ataupun akibat yang terjadi dari keputusan- keputusan tersebut.

Pertanyaanya adalah sbb :

1. Apakah Anda bersedia mengambil alih tanggung jawab atas masa depan Anda ?
2. Setelah mengambil keputusan, apakah Anda sanggup melakukannya dengan cara yang berbeda dari sebelumnya ?

Saya pernah menjadi karyawan dan tidak berencana menjadi entrepreneur. Semasa menjadi karyawan saya pernah kecewa ketika melihat begitu banyak hal-hal buruk dan tidak sejalan sengan hati nurani. Miris melihat teman-teman yang menggunakan segala cara asal keinginanya tercapai. Marah ketika melihat teman-teman yang mendapat promosi bukan atas dasar performance kerjanya tapi atas kedekatan dengan pimpinan atau masih berkeluarga dengan bos-bos di wilayah.

Pada puncak kekecewaan saya yaitu ketika mendapat promosi untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi tapi pimpinan yang lama enggan untuk mengikhlaskan dengan jalan menyembunyikan informasi tersebut dari saya. Di kemudian hari akhirnya saya tahu juga tentang hal itu. Asumsi saya terhadap sikap bos waktu itu mungkin beliau merasa bahwa saya adalah bawahan yang bisa mendukung agar karirnya terus bisa naik. Jika melihat pengalaman saya dan merefleksikan perjalanan karir yang ada maka saya dapat mengatakan bahwa baik menjadi karyawan maupun menjadi entrepreneur sama saja, dua-duanya memiliki risiko.

Menjadi karyawan juga berisiko, risiko perusahaan bangkrut, risiko memiliki boss tidak menyenangkan, rsiko dalam persaingan untuk meniti karir, risiko ketidakcocokan dengan teman kerja dll. Namun demikian mengapa orang-orang memilih menjadi karyawan daripada menjadi entrepreneur ?

Ada 2 hal besar yang dapat menjelaskan hal ini, yaitu:
1. Ada karyawan yang dapat meminimalkan risiko ini dengan kerja keras (hard work), menambah ilmu dan bersikap positif sehingga karir mereka bagus dan terus menanjak.
2. Ada karyawan yang sudah merasa nyaman dan hanya menjalankan tugasnya di dalam perusahaan. Saya dapat mengatakan menjadi karyawan masih memiliki 2 pilihan : menjadi pilot bagi dirinya dalam berkarir atau menjadi penumpang bagi dirinya dalam perusahaan.

Menjadi entrepreneur juga memiliki risiko, bahkan teramat banyak, namun seorang entrepreneur yakin dengan kecintaan (passion), kemampuan (skills), pengetahuan (knowledge), reputasi (reputation) dan jejaring (network), dia dapat meminimalkan risiko-risiko yang ada. Entrepreneur berusaha agar sebanyak mungkin faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usahanya menjadi faktor yang dapat dia kontrol. Hal lain yang sangat penting adalah, menjadi Entrepreneur hanya mempunyai satu peran yaitu menjadi pilot, bukan penumpang.

Putuskan apa yang ingin anda lakukan apakah menjadi pilot ataukah jadi penumpang ? Jika ingin menjadi pilot anda bisa menjadi pilot baik sebagai Karyawan ataupun Entrepreneur. Namun jika anda merasa cukup cakap untuk menjadi pilot dalam kapasitas sebagai entrepreneur, janganlah takut akan risiko karena apapun pilihan kita semua ada risikonya.

Akhir kata saya mengajak teman-teman semua untuk sama-sama turut ikut berpartisipasi dan hadir pada Pestawirausaha TDA, 13-15 Mei 2014 bertempat di Sasana Kriya TMII Jakarta, sebagai bagian dari proses dan investasi dari kesuksesan yang telah kita rencanakan serta untuk meminimalkan risiko yang bakal timbul akibat dari keputusan yang telah kita ambil yaitu menjadi seorang entrepreneur.

Ayo..

#PWChangedMyLife

Muhammad Ammarullah Kunang
Ketua TDA Ternate

Share

Add Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *