Hari/Tanggal : Sabtu, 31 Januari 2015
Jam : 13.00 – 18.00
Tempat : Bimbel Bimbelplatinum, Ruko Gajah Mada Square, Blok D No 3 Tiban.
Business Model: Canvas atau Model Canvas sebenarnya adalah sebuah Business Proposal. Bentuknya yang hanya satu lembar digunakan sebagai Executive Summary dari Business Proposal yang biasanya lumayan tebal. Sebagai Summary, Model Canvas berisi 9 hal yang paling dibutuhkan oleh seorang investor untuk memahami bagaimana bisnis tersebut akan dijalankan.
Aplikasi Model Canvas tidak terbatas sebagai Executive Summary dari Business Proposal. Model Canvas kemudian lazim digunakan sebagai alat bantu perencanaan usaha. Model Canvas bahkan digunakan sebagai alat bantu evaluasi usaha atau pemetaan ulang sebuah usaha.
Tantangan dalam menggunakan Model Canvas adalah kita harus telah terlebih dahulu menentukan apa bisnis yang akan kita jalankan atau yang akan dievaluasi / dipertajam. Model Canvas tidak cocok bagi mereka yang baru akan menentukan bisnis apa yang hendak dijalankan.
9 Hal dalam Model Canvas adalah (1) Segmen pelanggan [Customer Segment], (2) Nilai yang bisnis kita tawarkan pada pelanggan [Value proposition]. Dari 9 hal yang harus disediakan atau dirumuskan dalam Model Canvas, bagian paling krusial terletak pada 2 hal pertama ini. 7 hal lainnya yang harus dirumuskan sangat bergantung pada 2 hal pertama ini. Kemudian (3) Bagaimana kita berkomunikasi dengan (calon) pelanggan [Channeling], (4) Bagaimana produk/jasa kita bisa sampai kepada pelanggan [Customer relationship], (5) Sumber-sumber penghasilan yang mungkin dari usaha kita [Revenue Stream], (6) Sumberdaya utama yang diperlukan [Key Resources], (7) Aktivitas kunci yang harus dilakukan [Key Activities], (8) Mitra-mitra utama [Key Partners] dan (9) Struktur biaya dari bisnis kita [Cost Structure].
Penting!
Untuk workshop ini, penting bagi anda untuk pastikan anda telah menentukan / mengetahui bisnis apa yang (akan) anda lakukan sebelum bekerja dengan Model Canvas. Bila anda belum dapat menentukan, anda dapat menggunakan bisnis yang anda kenal sebagai landasan. Misalnya: jualan pulsa, laundry, apotek dan sebagainya. Ini penting karena akan membantu mengarahkan fokus. Setelah anda mencoba & memahami Model Canvas, anda dapat kapan saja menggunakannya kembali ketika anda telah menentukan bisnis apa yang akan ada tekuni.
Tawaran Nilai (Value Proposition)
Hal penting yang sering disalah pahami adalah Tawaran Nilai (value proposition). Tawaran Nilai berbeda dengan tawaran produk/jasa. Tawaran nilai adalah sesuatu yang menjadikan kita berbeda dengan produk/jasa serupa yang mungkin terlebih dahulu dirasakan pelanggan dari usaha sejenis. Dapat dikatakan Tawaran Nilai berfokus pada benefit yang akan dirasakan, lebih dari sekedar profit (harga, layanan). Tawaran Nilai dipengaruhi oleh pemahaman arah usaha dan segmen pelanggan yang dipilih.
Apakah Usaha Saya Sebenarnya?
Saya bertanya kepada seorang rekan distributor Tupperware, bisnisnya itu (1) distributor Tupperware atau (2) distributor barang-barang khusus yang hari ini baru dimulai dengan produk Tupperware?
Pertanyaan diatas menggambarkan perjalanan bisnis kita. Bisa saja bisnis itu dimulai sebagai distributor Tupperware dan seiring waktu tetap menjadi seperti itu dengan skala yang lebih besar. Atau bisa juga setelah melihat jaringan distribusi yang terbangun, bisnis dikembangkan menjadi distributor produk-produk khusus dengan Tupperware sebagai salah satu produk unggulannya. Pilihan jawaban menentukan rumusan segmen bisnis kita dan Nilai (Value) yang ditawarkan kepada pelanggan kita. Segmen Tupperware berbeda dengan segmen distributor produk khusus. Nilai yang ditawarkan pun akan berbeda.
Berikut adalah contoh lainnya. Setelah beberapa saat, outlet bubble tea atau capucino anda menjadi sangat ramai dan mulai digunakan sebagai tempat untuk bertemu. Pertanyaannya adalah, apakah usaha anda akan tetap sebagai outlet bubble tea atau akan anda ubah menjadi melting point dengan bubble tea sebagai sajian utama?
Memahami apa sebenarnya usaha kita, sangat menentukan strategi yang akan dirumuskan melalui Model Canvas. Strategi mengelola outlet bubble tea dan usaha tempat bertemu (melting point) dengan bubble tea sebagai sajian utama sangatlah jauh berbeda. Semakin dalam pemahaman kita tentang usaha kita, semakin baik keputusan strategi yang dihasilkan melalui Model Canvas.
1. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu kita memahami usaha kita
Apakah yang saat ini nampak (atau anda bayangkan akan) paling DINIKMATI pelanggan kita? Apakah rasa? Apakah berkaitan dengan jumlah (volume)? Apakah terkait harga? Apakah terkait layanan? Ataukah karena bentuk? Ataukah kemasan? Apakah suasana? Apakah lokasi? Apakah kehadiran kita / sosok kita?
2. Apakah yang saat ini kita rasakan tampil DOMINAN/KUAT di usaha kita? Apakah kedekatan emosional dengan pelanggan? Apakah ‘nama’ kita? Apakah merk usaha kita? Apakah jaringan pelanggan? Apakah jumlah pelanggan?
3. Bila jawaban-jawaban dua pertanyaan diatas kita letakkan berdampingan diatas meja, apakah yang nampak? Apa sajakah yang kini muncul yang selama ini tidak kita sadari? Berbedakah ‘arah’ usaha kita dibandingkan ketika dimulai dulu? Apa sajakah yang kini terlihat dominan?
Selamat berkontemplasi, have fun dan sampai bertemu di ruang Workshop.
Bimo T Prasetyo
Founder Pandu Usaha
Direktur Edukasi dan Keanggotaan TDA Batam