Dizaman seperti sekarang ini skills entrepreneur dibutuhkan lebih lebih lagi dibandingkan tahun tahun yang sebelum sebelumnya. Karna kita memasuki era turbelancy, dimana segala macam perubahan terjadi begitu cepat, mulai dari customer yang cepat berubah, tren yang cepat berganti dan lain lain.
Sayangnya kebanyakan pengusaha focus hanya satu bagian dalam meningkatkan kapasistas bisnis yaitu yang berkaitan dengan ilmu sale, marketing, ataupun management. Tetapi untuk menghadapi next generation yang dibutuhkan tidak hanya materi yang berkaitan dengan bisnis.
Untuk menjadi seorang entrepreneur minimal menguasai lima skill di luar materi bisnis.
Pertama, Spiritual Mastery.
Spiritual mastery merupakan sesuatu yang bisa dirasakan tapi tidak bisa dilihat secara kasatmata. Pada saat kita berproses menjadi seorang wirausaha kita menerima banyak masalah, dan saat kita menerima masalah itu kita bersikap berserah diri saat itulah kita telah mencapai tingkat spiritual mastery. Saat dimana kita bisa menerima keadaan dan terus menerus mencari solusi dari permasalahn yang kita hadapi. Seperti saat pandemic sekarang, karna spiritual mastery lah kita dapat bertahan. Spiritual mastery adalah landasan saat kita memulai sesuatu, penting sekali memsatikan spiritual mastery menjadi pondasi yang kuat. Dalam kita berinteraksi dengan orang lain pasti ada hal hal yang sifatnya sosial yang harus kita lakukan, ini merupakan salah satu spiritual mastery.
Banyak sekali UKM di Indonesia tetapi entrepreneur index di Indonesia masih jauh dari negara-negara lain. Saat ini yang dibutuhkan adalah seorang entrepreneur bukan hanya pebisnis saja. Entrepreneur bukan hanya orang yang jago bisnis tapi seseorang yang bisa bertahan dikondisi yang tidak menentu.
Kedua, Leadership Mastery.
Untuk memiliki leadership yang kuat kita perlu dulu memahami personal mastery dan interpersonal mastery. Mengutip teori yang dikemukakan zalukhu pada tahun 2016, jika kita ingin sukses kita harus memiliki personal mastery yang kuat dan interpersonal mastery yang kuat serta leadership mastery yang kuat.
Personal mastery merupakan rangkaian dari motivasi diri, bagaimana kita mengelolah diri dan mengarahkan diri kita sendiri agar bisa mempergunakan kemampuan kita. Didalam interpersonal mastery seseorang harus memiliki kemampuan untuk membangun sebuah hunbungan yang baik dengan orang lain. Leadership mastery merupakan kemampuan melakukan perubahan dan mencapai visi dengan hasil terbaik yang kemudian melahirkan para pemimpin yang lebih hebat.
Ketiga, Traits Mastery.
Mengutip dari perkataan Jean-Paul Sartre, yang jika diartikan adalah kita harus punya keberanian untuk mengambil resiko. Jika kita tidak berani mengambil resiko maka hidup kita akan berjalan ditempat, tidak kemana-mana. Mark Zackerberg bilang bahwa, jika kita tidak mengambil resiko sama sekali maka itu adalah resiko yang paling besar, karna dunia ini terus menerus berubah maka kita harus berani mengambil resiko apapun itu.
Keempat, Research Mastery.
Kita harus tau ada apa disekitar kita, competitor kita siapa, customer kita seperti apa. Mengutip perkataan Dr. Alexander Osterwalder pada tahun 2019, goal seorang entrepreneur adalah mengurangi resiko yang ada pada idenya dan mengubah ide tersebut menjadi sebuah bisnis yang nyata. Supaya kitab bisa growing kita harus mulai search dulu. Saat dalam search fase kita harus explore, observasi, reseach yang cukup mendalam. Kekusutan yang kita alami saat research jika diuraikan satu persatu hingga kita bisa mengexpoitasi semua resources yang ada untuk growing.
Kelima, Business Mastery.
Kemampuan seorang entrepreneur untuk mengaplikasikan tools bisnis (marketing, prosuksi, keuangan, sumber daya manusia) dalam operasional perusahaan.
Tonton Video terbaru dari TDA TV di sini.