Banyak hal yang saya pelajari dari seorang pak Wiwid, pendiri dan owner PT Caladi Lima Sembilan, atau lebih dikenal C59. Marius Widyarto nama lengkapnya. Saya berkesempatan melihat salah satu pabriknya di Bandung. Saya diajak berkeliling melihat proses kreatif mereka, dari desain sampai dengan proses packing. Tidak hanya merk C59, namun Wiwid juga memproduksi beberapa brand lain dan juga untuk perusahaan lain, salah satunya Trans Corp seluruh Indonesia, baik Bank Mega, Coffee Bean, Trans Studio, TransTV dll.
Kadang di suatu bisnis kita ‘kudu’ berubah agar bisa diterima masyarakat. Dan beliau salah satunya. Di dunia internasional, Samsung dulu lini bisnisnya pun bukan seperti sekarang, mereka berani berubah agar bisa menang. Dan sekarang Samsung menjadi sebuah merk, tidak hanya telepon genggam, namun banyak lainnya. Apple bisa berubah menjadi seperti saat ini, mengapa mereka harus berubah, dan kapan harus berubah, apakah sekarang atau kapan.
Perubahan itu sesuatu yang mutlak terjadi, baik dari core bisnis, visi misi perusahaan atau lainnya. Karena pada hakekatnya dunia selalu berputar dan tiada yang bisa menentukan apakah kita bisa menang atau tidak. Hanya seorang pemenang lah yang akan bergerak terus tiada henti dan pantang menyerah. Seorang Pak Wiwid inilah salah satu contohnya. Beliau termasuk suhu perkaosan nasional yang tiada lelah untuk mencoba, jatuh, bangkit, dan menjadi pemenang pada akhirnya. Beliau adalah seorang enterpreneur yang memberikan nilai tambah untuk sebuah kaos. Beliau mengajari kita untuk tidak hanya menjadi pedagang yang kulakan lalu menjual, tapi harus memberikan nilai lebih dari yang ada.
Indonesia masih membutuhkan banyak enterpreneur, bukan hanya sekedar pedagang seperti yang saya utarakan tadi. Korea Selatan, Jepang, China, USA dll besar dari seorang enterprenur. Saat ini mereka sedang menikmati proses yang sudah mereka lakukan selama berpuluh puluh tahun. Lalu Indonesia kapan? Harus segera berubah untuk menang.
Direktur Keuangan TDA
