Kemarin pagi, tepat ketika saya masuk ke mobil, sesudah mengantar anak saya yang masih TK ke sekolah, handphone saya berdering, ada panggilan masuk dari nomer yang tidak dikenal. Dan begitu saya angkat ternyata suara yang berbicara di seberang kok terasa sudah familiar. Ketika saya coba mengingat-ingat suara siapa, penelpon di seberang malah minta saya menebak siapa dia.
Akhirnya terjawab sudah, bahwa yang menelpon saya ini adalah orang yang pernah memprospek dan mengajak saya bergabung dalam bisnis MLM ( multi level marketing), alias pemasaran jaringan yang memiliki produk perawatan tubuh dan alat rumah tangga. Dialah yang akhirnya menjadi sponsor atau upline tempat saya menjadi distributor di bisnis itu. Akhirnya perbincanganpun menjadi seru, mengingat sekitar sepuluh tahun lalu, kami pertama kali kenal dan kemudian bekerjasama membangun bisnis MLM itu sampai beberapa tahun. Bersama-sama berproses melalui perjuangan yang mengharukan, dan kejadian-kejadian penuh emosi suka dan duka selama proses itu, membuat kami menjadi teman yang cukup dekat.
Kemudian dalam perjalananya, bisnis itu secara diam-diam kami akui tidak bisa berkembang sesuai harapan, dalam jaringan saya pribadi yang pernah memiliki anggota sekitar seratus orang, akhirnya satu per satu rontok. Dan sayapun memutuskan untuk istirahat membangun jaringan, dan mencoba membangun bisnis lain. Demikian halnya dengan teman saya ini, ternyata bukan hanya grup saya yang pelan-pelan menghilang, grup lain di dalam jaringan teman saya ini juga rontok, dan dia juga diam-diam meninggalkan bisnis MLM, hanya pemakai produknya saja dan mulai membangun bisnis di bidang properti.
Singkat cerita, setelah sekitar 6 sampai 7 tahun tidak berkomunikasi, perbincangan seru kami berlanjut tentang pertanyaan bisnis masing-masing. Saya bercerita dan bersyukur dengan bisnis yang saya geluti di bidang plastik yang sekarang sudah lumayan dengan menjadi dua pabrik dan dua perusahaan perdagangan, tentu saja saya juga berterima kasih kepada dia, dulunya sempat diajak bisnis MLM yang banyak mengajarkan teknik dan prinsip untuk sukses, meski secara hasil dari bisnis MLM waktu itu belum seberapa, tetapi pengalamanya bisa saya terapkan dalam bisnis apapun yang saya geluti.
Kemudian teman saya ini bercerita tentang usaha dia di bidang properti yang sudah tergolong sukses, bahkan dia menghubungi saya, karena dia tengah dalam proyek yang sudah siap jalan, yakni membangun sebuah kompleks apartemen untuk kelas menengah di daerah Cikarang. Sebuah pencapaian yang dahsyat. Dan di Cikarang dia ingat saya karena di kota industri itulah dulu tempat tinggal saya, di mana kami punya pengalaman dengan banyak presentasi dan demo produk sewaktu bisnis MLM dulu.
Tetapi…Wow, yang membuat saya makin terkejut adalah teman saya ini sampai sekarang masih berlangganan bulanan kaset CD pengembangan bisnis dari perusahaan support di bisnis MLM tersebut. Yah, dia bersedia membayar ratusan ribu perbulan, selama bertahun-tahun untuk memperoleh CD yang berisi program pengembangan diri dan bisnis dari para praktisi bisnis, dari sebuah bisnis yang sudah tidak dia geluti, bahkan sudah ditinggalkan sejak lebih dari lima tahun lalu. Kaset CD adalah sarana belajar yang kami gunakan selain buku dan pertemuan (seminar) kala itu.
Dia tetap membeli dan mendengarkan CD-CD itu dengan alasan, untuk terus mendengarkan suara, dan pengalaman orang-orang sukses yang direkam dalam CD itu. Karena dengan mendengar kisah mereka, dia turut merasakan semangat dan motivasi untuk lebih sukses, meskipun bisnis yang dilakukan berbeda. Dan yang paling utama, dalam pikiran terus diisi oleh masukan pemikiran positif, dibandingkan diisi oleh suara atau berita negatif, tentang politik ataupun gosip.
Setelah kami selesai berkomunikasi via telepon, saya pun masih merenungkan tentang mendengarkan kaset CD ini, karena sayapun demikian, meski saya sudah tidak berlangganan CD dari binsis MLM itu, tetapi beberapa kaset CD favorit masih selalu ada di mobil dan seringkali saya putar.
Sayapun teringat prinsip burung pelikan, burung yang memiliki paruh panjang dengan kantung dibawah paruhnya, yang kini ditemukan hampir di semua benua, kecuali Antartika. Terkenal bisa bermigrasi hingga ratusan kilometer. Konon dalam koloni burung ini ada pemimimpin-pemimpin pelikan, beberapa burung yang memimpin terbang, dan menemukan tempat berhijrah. Kemudian mereka ini yang memberi contoh kepada pelikan yang lain, bagaimana berusaha bertahan dan mampu menemukan makanan, seperti menangkap ikan di tempat-tempat baru tersebut untuk bertahan hidup. Kemampuan para pelikan ini lalu diikuti oleh semua koloni yang turut bermigrasi. Dan akhirnya semua bisa bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik.
Dalam dunia bisnispun boleh dibilang seperti itu, untuk kita yang ingin meraih sukses dalam bisnis, harus mau mencari, mendekat dan belajar dari para pelikan dalam dunia bisnis. Siapa mereka itu?, tentu mereka adalah orang-orang yang telah tebukti berhasil dalam menghadapi segala rintangan, bertahan dan hidup, serta meraih kesuksesan dalam bidang mereka. Beberapa mungkin bisa kita pelajari dari buku, ataupun internet, akan tetapi jika kita bisa bertemu langsung dan belajar dari para pemimpin pelikan dalam dunia bisnis, tentu akan sangat luar biasa.
Dan luar biasanya komunitas TDA (Tangan Di Atas) menghadirkan para pemimpin pelikan bisnis dalam acara Pesta Wirausaha 10 Kota ini, untuk Anda yang katanya ingin sukses, adalah bohong…!, jika ternyata melewatkan kesempatan bertemu dengan para pemimpin pelikan ini. Silakan beli tiketnya mumpung masih banyak yang dijual dengan harga miring (early bird). Cari informasi di masing-masing TDA wilayah terdekat di kota Anda, atau cek web tangandiatas.com.
Bukan pekerjaan yang gampang, untuk mengadakan event besar, dengan menghadirkan banyak pemimpin pelikan yang sukses dalam bidang mereka masing-masing, dan kita semua tinggal menyiapkan waktu dan fikiran terbuka untuk belajar dari mereka.
Dan untuk di Bekasi silakan cek di tdabekasi.com/pesta-wirausaha-
Mustofa Romdloni (MR)
Pengusaha dan penulis buku ‘Sederhana tapi Dahsyat’
@tofazenith