Pagi ini saya menikmati sejuknya udara pagi, dengan duduk di balkon rumah, menyaksikan terbitnya matahari ditemani sahut-sahutan kicau burung di pepohonan. Dalam sendiri pikiran saya melayang dan mengingat satu pertanyaan dari penyiar radio dalam acara Bandung Entrepreneur Forum yang di selenggarakan teman-teman Komunitas Tangan Di Atas Bandung beberapa hari lalu.
Yakni pertanyaan, “Apa sih suka dan duka ketika membangun usaha ?” Tentu yang menarik adalah kisah tentang duka nya. Proses ditahun-tahun awal boleh dibilang banyak “duka” yang terasa sekali. Dan kalau boleh dirangkum dalam kalimat singkat adalah “Harus banyak menunda kesenangan.”
Saya masih ingat ketika menjalankan bisnis pemasaran jaringan, sepulang bekerja sebagai karyawan dan harus membuat janji sana sini, untuk presentasi dan demo produk, sering pulang larut malam dengan kendaraan umum. Dan terkadang hanya memperoleh penolakan dan disertai penghinaan. Hari libur selalu diisi presentasi dan demo produk, serta hadir di beragam seminar yang menyita waktu, energi dan uang.
Sebagai anak muda yang sudah punya pendapatan dari bekerja, banyak sekali penundaan kesenangan yang saya rasakan kala itu. Liburan akhir pekan, atau sekedar menonton tivi adalah kemewahan yang tidak saya nikmati.
Ketika akan mulai berkeluarga, dan bisnis pemasaran jaringan harus saya nyatakan kandas, maka saya mulai merintis bisnis perdagangan limbah plastik dan ekspedisi pengiriman barang. Bahkan saya masih ingat ketika beberapa bulan sebelum pernikahan. Saya dan calon istri hampir tidak pernah menikmati santai di malam minggu. Karena saya sedang asyik-asyiknya mengumpulkan limbah keranjang plastik di toko-toko buah pinggir jalan, pasar, dan mall-mall di sekitar Bekasi –Karawang.
Kalaupun malam minggu bersama dengan calon istri, kami juga manfaatkan untuk menyambangi beberapa pusat perbelanjaan, tetapi bukan untuk jalan-jalan atau shopping, tetapi untuk memborong keranjang-keranjang bekas di tempat belanja tersebut.
Ketika sudah berkeluarga, penundaan kesenangan masih berlanjut, seperti uang belanja rumah yang ditekan habis, karena dana banyak digunakan untuk modal usaha dan mencicil cukup banyak hutang, bukan hanya untuk modal kerja, tapi juga hutang dari beragam bisnis yang gagal.
Dalam proses itu, saya ingat istri sering bertanya untuk mengajak liburan keluar kota, entah di Puncak, Bandung, Taman Safari dll seperti teman-teman dia. Dan seperti biasa saya berujar “Tenang aja bun, liburan keluar kota seperti Puncak atau Bandung itu biasa banget, ntar aja ya, kalau sudah sukses kita liburan ke Tokyo, London, New York. Pokoknya keliling dunia deh”. Dan istri sayapun mengangguk-angguk meski agak dengan muka masam.
Sewaktu membuka bisnis warung makan, kami belajar membuat resep dengan blusukan di pasar di malam hari, sepulang kerja. Ketika warung mulai jalanpun, harus belanja keperluan di pasar seringkali sampai tengah malam.
Sayapun ingat ketika teman-teman kuliah sudah membeli rumah idaman, saya masih mengontrak di rumah kecil. Sampai teman dekat saya yang prihatin menyuruh mencari pinjaman yang super ringan dari Jamsostek untuk uang muka membeli rumah. Sayapun menjawab santai, “Tenang saja friend, entar kalau sudah waktunya, saya pasti membeli rumah seperti yang saya mau”. Dan masih banyak kisah seru yang tidak mungkin saya tulis semua.
Waktu itu di tengah himpitan kenyataan usaha yang tak kunjung menghasilkan, saya memang merasakan betapa beratnya menunda kesenangan dan berada di jalur yang berbeda dari orang kebanyakan. Tetapi saya terus berusaha membulatkan tekad, bahwa memang hasilnya belum bisa dilihat sekarang. Sesuai buku dan pengalaman mereka yang telah berhasil. Saya yakin sepuluh tahun setelah proses ini pasti hasilnya akan jauh berbeda dibandingkan mereka yang sudah menikmati kesenangan dari sekarang.
Dari perjuangan dengan menunda banyak kesenangan waktu itu, meski bisnis tidak super fantastis, saat ini saya sangat mensyukuri hasilnya. Iya, penundaan itu berbuah nikmat.
Untuk hasil nikmat yang luar biasa, sanggupkah kita berjuang dan banyak menunda kesenangan, bisa beberapa tahun, bisa juga hingga sepuluh tahun atau lebih ? Sebagai anak muda yang minim pengalaman dan memulai dari nol, saya bersedia melakukan proses itu. Bagaimana dengan Anda ?
Saya masih ingat pesan pengusaha sukses yang saya dengar, “Berhasil dalam bisnis itu, kapanpun kejadiannya tetaplah terasa nikmat. Tidak peduli berapapun usia Anda.”
Salam bertumbuh
MUSTOFA ROMDLONI
Presiden TDA 4.0
mrcorp.co.id
kolom/presiden/juli2015
Alhamdulillah saya sedang menunda kesenangan. Istirahat kerja atau sepulang kerja menghabiskan waktu untuk packing barang dagangan. Sangat sedikit waktu untuk istirahat, apalagi terkadang saya juga menjadi kurir untuk dagangan saya. Capek memang, tapi yakin suatu saat bisa mencapai kesuksesan. Aamiin
Semoga menjadi penundaan yang nikmat 😉
Mantabs… inspiratif pak presiden… salam sukses…
Boleh sharing ya!!
Kalo saya kendala utama sewaktu awal menjalankan bisnis adalah tidak mendapatkan support dari suami. Padahal bisnis yg saya jalankan modalnya adalah komisi terakhir saya sebagai marketing perusahaan yaitu sebesar 5jt pada 6th yg lalu dan sayapun tdk berhutang kebank!Jadi 1th pertama saya nangis2 sendiri dan jatuh bangun menjalankan bisnis EO…Alhamdulillah 1th pertama hasilnya fantastis…dan ternyata itu menambah masalah baru…suami mulai ketakutan dg kesuksesan bisnis saya…takut kalo saya jadi lupa diri dg kesuksesan tersebut. jadi tahun kedua saya msh harus menghadapi sikap suami yg sangat tidak bersahabat…tahun ketiga…barulah saya bener2 menikmati hasilnya…setelah bisnis sukses dan suami tahu tujuan saya menjalankan bisnis dan alhamdulillah sekarang suami support saya 100%… dan dari hasil bisnis saya bisa membeli 2 unit mobil, apartement dan saya bisa traveling ke LN 3x setahun bersama keluarga maupun teman2. Dan saya juga bisa expansi bisnis yaitu klinik kecantikan tanpa kredit bank…Rahasia suksesnya mungkin karna saya memulai bisnis tanpa riba…karna saya tahu diri dan gak mau ngorbanin keluarga kalo saya gagal .
memang luar biasa berat dan pedih pengorbanan untuk memulai bisnis…
bahkan bisa membuat tumbang kalau tak punya impian yang jelas…..
tetap semangat. …
yakin suatu saat akan brhasil…