Ketika seseorang sudah mendapat cukup banyak kekayaan atau keuntungan dalam bisnisnya, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan kekayaannya tersebut. Berinvestasi merupakan salah satu cara mengembangkan uang atau harta. Investasi adalah menanamkan modal atau dana dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan (return) dimasa mendatang. Perlu diketahui bahwa mindset seorang pengusaha itu berbeda dengan mindset seorang investor dalam meningkatkan kekayaan atau keuntungan tersebut. Jika mindset seorang pengusaha berani mengambil resiko dengan kalkulasi tertentu, mengeluarkan pendapatan dan mengeluarkan energi untuk misalnya mengejar pertumbuhan bisnisnya dengan cara ekspansi, membuka cabang baru atau membuat bisnis baru lagi, yang mana seperti kita ketahui hal tersebut seringkali memiliki resiko yang lumayan besar. Sementara itu dari sisi seorang investor justru dibutuhkan kahati-hatian guna meminimalisir resiko merugi ketika melakukan investasi didunia saham atau pasar modal.
Walaupun mindset seorang pengusaha dan investor berbeda, tapi seorang pengusaha maupun investor sebaiknya memahami kedua mindset tersebut. Pemahaman seorang pengusaha akan mindset seorang investor akan berguna saat pengusaha tersebut membutuhkan investor, sehingga pengusaha tau bagaimana cara seorang investor berpikir dan memudahkannya saat bernegosiasi. Dan pemahaman seorang investor pada mindset pengusaha akan memberikan gambaran bisnis-bisnis apa saja yang memiliki resiko merugi sekecil mungkin saat melakukan investasi.
Secara umum investasi dibagi menjadi tiga instrument besar yaitu instrument yang terkait dengan paper asset, instrument yang terkait dengan properti dan instrument yang terkait dengan komoditi. Sejarah mengatakan tiga instrument ini merupakan suatu siklus, karena masing-masing instrument ini tidak selalu menghasilkan keuntungan (return) yang maksimal, tergantung posisi instrument sedang berada disiklus apa. Dan siklaus ini biasanya terjadi secara bergantian. Ketika ada instrument investasi yang turun, pasti ada instrument lain yang naik. Karna uang itu tidak hilang, uang itu hanya berpindah.
Setiap instrument investasi selalu memiliki resiko, karna untung dan rugi lazimnya berjalan beriringan. Semakin tinggi potensi keuntungan (return) sebuah investasi, maka cenderung semakin tinggi pula resikonya. Begitu juga sebaliknya, instrumen yang memiliki potensi keuntungan (return) yang rendah biasanya memiliki tingkat resiko yang kecil pula.
Misalnya saat krisis moneter pilihan yang aman adalah instrument komoditi contohnya emas, platinum atau perak. Pada saat ekonomi mulai bangkit barulah intrumen paper asset, contoh paper asset adalah saham reksa dana, deposito, obligasi atau segala investasi yang berhubungan dengan ekspansi bisnis. Saat ekonomi mulai berjalan maka siklus berikutnya adalah siklus properti, contohnya tahan atau rumah. Investor perlu mengenali resiko masing-masing instrument sebelum melakukan investasi sehingga nantinya akan dapat memilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Investasi dibagi menjadi dua yaitu, investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Investasi jangka pandang ialah investasi dengan cara menanamkan modal secara berkala dan dapat dicairkan setelah jangka waktu tertentu. Sedangkan investasi jangka pendek adalah investasi dengan cara menyerahkan sejumlah dana untuk dikelolah dalam jangka waktu yang singkat, sehingga dana dapat dicarikan dalam waktu yang sikat pula.
Segala hal yang berhubungan dengan perputaran uang memang tidak akan terlepas dari masalah untung rugi. Ketika memutuskan untuk berinventasi, hal pertama yang harus lakukan tentu saja menyiapkan sejumlah uang, sebaiknya uang yang digunakan adalah uang dingin. Yaitu uang yang memang dikumpulkan untuk tujuan berinvestasi ataupun uang ekstra yang dapat dialihkan dalam bentuk investasi.
Tonton Video terbaru dari TDA TV di sini.